Review Buku: Beasiswa 5 Benua






"Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang. Merantaulah , kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang" -Imam Syafi'i



Kata kata itu bagaikan membimbing Ahmad Fuadi, seorang anak yang lahir di Bayur, kampung kecil di pinggir Danau Maninjau tahun 1972. Man jadda wajada siapa yang bersungguh sungguh akan sukses.. dan Ahmad Fuadi berhasil membuktikannya, bermodalkan tekad dan niat yang kuat dia berhasil menyabet 10 beasiswa keluar negeri.


Ahmad Fuadi telah berhasil mendapatkan 10 beasiswa. fellowship, exchange program, dan residency dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Singapura, sampai Italia.

Dibuku ini Ahmad Fuadi membagi pengetahuannya terhadap beasiswa-beasiswa keluar negeri. Dibalut dengan cover dan desain layout yang menarik semakin memanjakan pembaca untuk menikmati setiap halaman halaman di buku ini.

Pertanyaan-pertanyaan seputar beasiswa yang sering di tanyakan oleh calon penerima beasiswa dibahas lengkap di buku ini mulai yang relatif sepele dan yang penting. Seperti : "Saya ingin sekolah di luar negeri, tapi tidak punya cukup uang. Mungkinkah impian saya bisa terwujud?" , "Bagaimana cara menyiapkan essai untuk beasiswa?" , sampai "Situs-situs penyedia beasiswa diberbagai macam negara"


Buku ini sangat-sangat saya rekomendasikan untuk para pencari beasiswa , atau pelajar yang mempunyai mimpi untuk berkuliah di luar negeri, mengapa? karena selain konten dan penyampaian materi yang menarik oleh ahmad fuadi buku ini juga memberikan motivasi dan penjabaran keuntungan bila dapat menerima beasiswa di luar negeri. Wah ayo tunggu apalagi nggak menyesal kok mempunyai buku ini di rak buku kalian!

SELAMAT DATANG MABA UI via SNMPTN 2015


“Ga berasa, udah punya maba lagi aja..” Ujar saya dalam hati sambil melihat mahasiswa baru baris mengantri duduk saat dipagi yang cerah itu tanggal 9 juni 2015. Sembari melihat orang tua yang mengantar anaknya untuk mengantri terlihat wajah bahagia dari mahasiswa baru karena baru mendapatkan kampus idamannya Universitas Indonesia.

Melihat hal tersebut membuat  saya teringat perjuangan saya sebelum dapat di kampus perjuangan Universitas Indonesia (UI) ini , usaha & doa bagaikan “ritual” wajib sebelum dapat singgah dikampus ini.. flashback tersebut menyadarkan saya bahwa waktu terus berjalan. Ternyata semakin keatas kehidupan dikampus memang harus diperjuangkan.

Saya pun memutuskan untuk berjalan ke stand fakultas hukum , terlihat antusiasme senior menyambut kedatangan generasi penerus mereka. Calon yuris yang diharapkan dapat memperbaiki bobroknya permasalahan hukum di negara ini. Canda dan tawa pun saya rasakan saat duduk bersama teman teman saya di dalam stand. Sesekali menatap cemas langit yang mulai mendung dan menandakan hujan akan datang.

“Yah hujan! Gimana nih?”  Ujar teman saya yang duduk diluar stand fakultas hukum. Berbondong bondong mahasiswa baik dari fakultas rumpun sosial, kesehatan, dan saintek mencari tempat aman untuk berteduh dari derasnya hujan dan hempasan angin yang kuat pada saat itu. Terlihat muka cemas dari beberapa teman-teman senior yang mulai pesimis mahasiswa baru akan datang dan mengunjungi stand mereka.

 Hujan deras hari itu pun berlalu setelah setengah jam sudah waktu dilewatkan. Kegiatan yang tadinya sempat sedikit terganggu mulai berjalan kembali seperti sediakala. “Stand fakultas , paguyuban , dan keagamaan dipindah ke annex balairung ya!” suara tersebut memecah keheningan saya yang saat itu sedang terdiam. Berbondong bondong para senior mengemas barang bawaannya dan memindahkannya ke annex balairung.



Saat memindahkan stand saya bertemu beberapa teman saya yang sedang gupek mencari informasi tentang mahasiswa baru.  2 jam sudah berpindah tempat tapi tidak satupun ada mahasiswa baru yang hadir, dan akhirnya saya pun memutuskan untuk mengitari balairung dan sekitarnya.


Ramai manusia menyulitkan gerak saya untuk berkeliling balairung. Dan sesekali saya mengambil gambar antusiasme senior senior dalam menyambut mahasiswa baru. “Astaga ini rame banget dah lebih lebih pasar” ujar saya pada teman saya saat mengambil gambar, dan dia hanya membalasnya dengan tawa.






Kami pun berjalan dan melihat bahwa masih ramai sekali mahasiswa baru mengantri untuk melakukan daftar ulang didalam balairung dan orang tua yang mengantar anaknya dengan bangga karena telah berhasil masuk Universitas Indonesia.


  

Tak jarang juga kami melihat banyak senior dari berbagai macam fakultas melakukan selfiememakai atribut welcome maba dengan latar belakang gedung rektorat dan suasana balairung yang ramai bagaikan lautan manusia bewarna kuning.

                

Ternyata bukan hanya kumpulan fakultas saja yang ada di annex balairung ini tetapi juga ada paguyuban. Terdapat 30 daftar paguyuban yang tertulis membuka stand pada hari itu.. konon katanya anak paguyuban itu sangat ramah.. beda sekali dengan jakarta yang mulai individual dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitar.

            

“HOREEEEEEE! SELAMAT DATANG ! *Tepuk tangan*” tiba tiba seseorang berteriak dengan sangat keras. Ternyata paguyuban IMR baru kedatangan anggota baru. Terlihat antusiasme senior – senior di paguyuban menyambut mahasiswa baru dan mengucapkan selamat datang  di kampus perjuangan.

sesekali saya penasaran bagaimana atmosfer yang ada di dalam suatu paguyuban dan akhirnya saya mencoba singgah disalah satu paguyuban yaitu paguyuban SAIMALA yang berasal dari lampung. Wah ternyata saya disambut hangat oleh mereka. Terlihat salah satu junior saya mempersilahkan saya untuk duduk di stand SAIMALA UI.  Sambil tertawa bercerita cerita konyol yang telah kami lewati semasa hidup.

Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 6 sore. Kami pun masih cemas mengapa rumpun sosial tidak kunjung dihadiri banyak mahasiswa baru..  “KUNING!” “We gonna Go! Go! Hukum hukum go! We gonna fight! Fight hukum fight! We gonna win, win hukum win! Go! Go! Fight! Fight! Win! win! Yes!” Jargon kuning itu memecah keheningan. lama suara tersebut tidak terdengar di telinga saya setelah rangkaian PMH dan PSAF 2014 terlewatkan..

               

Akhirnya ada mahasiswa baru yang mengunjungi stand Fakultas hukum. Senangnya perasaan saya saat mengetahui bahwa ada angkatan 2015 yang pada akhirnya mengunjungi stand FHUI. Senang rasanya mengetahui akan ada penerus di fakultas ini.

Saat mahasiswa baru itu selesai diberikan informasi terhadap rangkaian acara di fakultas hukum. Sesekali Persekutuan Okumunene Universitas Indonesia (PO UI) menyanyikan lagu pujian di tengah tengah hiruk pikuk keramaian balairung.


Acara welcome maba pun berakhir sampai larut malam dan sepertinya banyak miss komunikasi oleh panitia sehingga menyebabkan koordinasi yang buruk. Jumlah maba yang datang kedalamstand FHUI tidak sebanyak yang ada di data. Melelahkan dan sedikit kecewa dirasakan oleh kami yang sudah lama menunggu di stand tetapi jumlah mahasiswa baru yang diharapkan ternyata tidak terlalu banyak. Semoga hal ini tidak terulang di Daftar ulang selanjutnya ya.. (Abdurachman Ramadhan)

Tulisan Baper



"Lucu deh ketika lo tau lo adalah orang susah suka sama orang dan bener bener hati lo kosong tiba tiba satu orang hadir dalam hidup lo."

Padahal baru 30 hari tapi kayaknya gue udah ngerasain semuanya.

 ngerasa dia lebih dari orang yang sekedar lewat dalam hidup gue. dan merasa senang untuk berbagai alasan yang terkadang bisa dibilang orang alasan senang itu agak aneh

 merasa senang bisa ngebagi hari gue sama seseorang.

 merasa senang meskipun gue nunggu lama tapi gue tau untuk apa dan untuk siapa

 merasa senang karena begitu banyak kesamaan antara gue dan dia.

 merasa senang karena gue bisa tau keluarga dia.

 merasa senang karena punya dia di hidup gue dan ngingetin gue di berbagai keadaan

 merasa senang karena dia sering ngoreksi kesalahan gue

dan yang paling membuat gue senang adalah pada akhirnya gue jatuh di titik sayang sama seseorang. bukan sekedar suka.

merasa dia orang yang paling layak buat gue perjuangkan saat ini

Ngerasa dia orang yang paling ingin gue  jadikan patner buat ngebagi hidup gue

Bahkan mungkin ngabisin sisa waktu hidup gue.

Namun, gue takut. gue takut dia belum siap nerima gue dengan segala kekurangan gue. segala ketidak jelasan gue. segala kenyataan bahwa gue bukan orang yang sempurna.

ga seperti orang lain yang bawa mobil ke kampus terus bisa ngaterin dia pulang pergi , ga terlalu banyak uang seperti orang yang bisa nraktir dia setiap saat. ga peka sama keadaan dimana ternyata gue ngelakuin hal bodoh yang ngerusak suasana. ga sepintar dia mungkin.

Rasa sayang yang gue rasa malah ngebuat gue jaim , pendiam , dan ngebuat gue ga jadi orang yang asik. malahan sering kali merusak mood dia. 

Takut deh karena rasa sayang perlahan gue berubah menjadi seorang posesif yang takut kehilangan. layaknya merpati yang ketika kehilangan pasangannya gue kehilangan nafsu untuk mencintai orang lain kalau sampai kehilangan dia. 

Takut kehilangan ngebuat gue alay. Tangan gue gatel kalau misalnya nggak staytune sama dia. takut kalau misalnya ada cowok lain yang nyatanya lebih baik dari gue , takut misalnya kita emang ga ditakdirin bersama. setakut itu.

Dan akhirnya ketakutan gue ngerubah gue jadi jaim. gue jadi pendiem di depan dia. dan sangat sangat ga asik.disaat gue bisa ngebuat semua cewe yang gue kenal ketawa karena tingkah laku dan guyonan gue.. gue malah beranggapan gue harus jadi seorang pendiem yang perhatian depan dia terus gue kehilangan cara untuk bercanda dan mencairkan suasana. ditambah gue tetap nggak peka untuk ngebaca suasana dan mengetahui apa yang salah sama dia.

Terus gue panik sendiri gimana untuk memperbaikin itu semua ketika gue bersalah. gue jadi insecure dan selalu minta maaf padahal belum tentu yang gue yang salah.

MOOD GUE MEMBAIK . IDE NULIS GUE HILANG. BHAY BGT





\
"Press left on your keyboard for my Early post" 
"Press right on your keyboard for my late post "